PELATIHAN ECO ENZYME CATTERING MITRA ABADI BERBAH
Pelatihan pembuatan eco enzyme Rabu 26 Oktober 2022 jam 2 siang berlansung di gedung PT. Koperkasa Mitra Abadi (KMA) Berbah, Sleman, Yogyakarta. Hadir dalam pelatihan tersebut tean Edukasi Relawan Eco enzyme Sleman, Forum Lingkungan Hidup Berbah, kepala bagian Ahli Gizi PT. Koperkasa Mitra Abadi dan keryawan PT. KMA.
Dalam sambutannya kepala bagian Ahli Gizi PT. KMA Rismawati, S. Tr.Gz mengucapkan selamat datang kepada team Relawan Eco enzyme dan Forum Lingkungan Hidup Berbah memohonkan ijin pimpinan PT. KMA tidak bisa hadir karena ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. Sebenarnya ini adalah pertemuan kedua setelah tiga bulan yang lalu juga mengadakan pelatihan pembuatan eco enzyme dan saat ini sudah siap panen. “Harapan nya kali ini bisa mereview pelatihan kemaren juga makin menambah pengetahuan tentang eco enzyme dan pemanfaatan berikutnya” Jelas mbak Risma mengakhiri sambutannya.
Pemaparan dari team edukasi relawan eco enzyme disampaikan oleh bu dr. Retno Nurwati. Dalam paparan nya bu dokter mengatakan eco enzyme sendiri adalah cairan hasil fermentasi dari kulit buah yang masih segar bersih dicampur molase atau gula ditambah air. Fermentasi sendiri berlangsung tiga bulan, baru siap dipanen.
Sedang eco enzyme sendiri adalah hasil penelitian dan riset yang memerlukan waktu 3O tahun untuk mendapatkan cairan yang sangat bermanfaat, dr. Rosukon dari Thailand yang telah menemukan cairan eco enzyme selanjutnya berkembang ke penjuru dunia masuk Indonesia baru tiga tahun yang lalu. eco enzyme bisa di gunakan dalam berbagai bidang untuk rumah tangga, kesehatan, pertanian dan peternakan, pembersih udara dan perairan.
Karena kemanfaatan yang yang begitu banyak eco enzyme sering disebut cairan sejuta manfaat.
“Eco enzyme F 1 tidak bisa diperjual belikan, tapi yang turunanya atau F2 yang boleh diperjual belikan ” Kata bu dokter.
Hasil panen eco yang difermentasi tiga bulan itu yang disebut F1. Bila dilakukan fermentasi satu bukan lagi dengan tambahan berbagai aroma dan bahan lain disebut F2. Selanjutnya eco enzyme bisa dibuat menjadi sabun mandi , hand sanitizer dan banyak macamnya lagi.
“Pembuatan eco enzyme adalah salah satu cara untuk mengolah dan mengurangi sampah organik. Ketika sampah organik tidak dikelola dan menumpuk bisa mengeluarkan gas metana yang bisa mencemari bumi menimbulkan efek rumah kaca merusak lapisan ozon” Jelas dr. Retno mengakhiri penjelasannya.
Selanjutnya dilakukan pemanenan eco enzyme yang sudah difermentasi selama tiga dan didipati jamur pitera yang bisa digunakan untuk perawatan kulit. Biasanya juga akan keluar lapisan mana enzyme yang bisa dipake untuk obat demam dan lainnya.
Di kesempatan itu pula mbak Risma menceritakan bahwa PT. KMA yang mulai beroperasi dari tahun 2012 dipimpin bapak Baruno Dewo Tirto, STP, M.M bergerak dalam usaha catering pemenuhan makanan bagi 1300 karyawan dari tiga perusahaan di Jogja dan Klaten.
Dalam proses pnyiapan makanan tersebut banyak limbah sampah yang dihasilkan. Sebenarnya limbah sampah tersebut sudah tertangani sudah ada yang memanfaatkan. Seperti jlantah minyak goreng sudah ada yg mengambil, bahan organik sisa dapur dan kulit buah juga dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk.
Namun atas inisiatif dari pimpinan untuk mengelola sampah kulit buah yang masih segar bisa digunakan untuk membuat eco enzyme,
“Selanjutnya pak Baruno sebagai pimpinan menghubungi relawan eco enzyme untuk berbagi pengalaman dalam pemanfaatan kulit buah segar dari catering” terang mbak Risma di sela panen dan pembuatan eco enzyme.
(Kusnadi Berbah)