NYADRAN AGUNG WOT GALEH SENDANGTIRTO BERBAH SLEMAN

0
Bagikan

Tradisi Nyadran adalah suatu kegiatan budaya yang masih lestari dilaksanakan masyarakat Jawa khususnya Jogja dan Jawa Tengah. Adapun maksud pelaksanan tradisi adat budaya Nyadran bertujuan untuk mendoakan arwah para leluhur yang sudah meninggal. Dalam perkembangannya tradisi Nyadran memuat berbagai kesenian dan budaya lain yang dikemas disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Sedangkan tradisi Nyadran Agung Wot Galeh merupakan tradisi yang setiap tahunan dilaksanakan pada bulan Ruwah menjelang pelaksanaan bulan Suci Romadhon dan di Wot Galeh berdiri Masjid Sulthoni yang merupakan bangunan Cagar Budaya Kabupaten Sleman, juga Wot Galeh terdapat pasarean / makam Pangeran Purbaya putra Panembahan Senopati Raja Mataram Islam pertama.

Kegiatan tradisi Nyadran Agung Wot Galeh yang merupakan Kalender Event Upacara Adat Kabupaten Sleman tahun ini diselenggarakan pada hari Ahad 12 Maret 2023 bertempat di komplek Masjid Sulthoni Wot Galeh Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY.
Kegiatan tradisi Nyadran Agung Wot Galeh dihadiri Bupati Sleman, Utusan Kraton Ngayogyakarta, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Kebudayaan DIY, anggota DPR DIY, Danlanud Adisucipto, Gubernur AAU Adisucipto, Dinas Pariwisata Sleman, Dinas Kebudayaan Sleman, Panewu Berbah, kapolsek danramil Berbah, Takmir Masjid Wot Galeh, pengageng pasarean Wot Galeh, Lurah Empat kelurahan beserta pamong, dukuh se kapanewon Berbah, pelaku budaya dan warga masyarakat kapanewon Berbah.

Kegiatan Nyadran Agung dimulai dengan kirab budaya dari kantor Kapenewon Berbah menuju Komplek Masjid Sulthoni Wot Galeh melalui jalan utama Berbah sementara untuk memperlancar perjalanan kirab lalu lintas dialihkan melalui jalan alternatif.
Kirab budaya diawali dengan mobil FKPM (Forum Kemitraan Polisi Masyarakat) Puboyo untuk membuka jalan, dilanjutkan dengan kirap bregodo Purboyo, disusul empat Lurah Berbah (Sendang tirto, Kalitirto, Tegal tirto, Jogotirto) masing masing mengendarai kuda mengenakan pakaian keprajuritan.
Berikutnya adalah panewu berbah beserta staf kapanewon dan pamong dari empat kalurahan mengenakan pakaian adat Jawa jangkep mengendarai 11 kereta kuda,
disusul bregodo dari padukuhan yang ada di kalurahan Sendangtirto, masing masing bregodo membawa gunungan berupa hasil bumi yang nantinya akan dibawa ke komplek Masjid Sulthoni Wot Galeh untuk dibagikan sebagai sodaqoh untuk warga masyarakat.
Untuk perayaan Nyadran Agung Wot Galeh kali ini ada 16 gunungan yang akan di sodakohkan.

Baca Juga  TARWEH KELILING PEMERINTAH JOGOTIRTO DI MASJID AL AMIN REJOSARI BERBAH

Sebelum memasuki komplek Masjid Sulthoni Wot Galeh dilakukan upacara UJUB menyerahkan uborampe sarapan berupa gunungan hasil pertanian, jajanan pasar dan lainnya dari pejabat kabupaten Sleman, kapanewon Berbah, kalurahan Sendangtirto dan kalurahan lain untuk di serahkan kepada pengageng upacara nyadran untuk didoakan dan dibagikan kepada warga masyarakat.

Dalam sambutannya lurah Sendangtirto Amir Junawan yang juga selalu pelestari adat menyampaikan selamat datang dan terimakasih atas kehadiran bupati Sleman dan semua tamu undangan yang berkenan menghadiri upacara tradisi Nyadran Agung Wot Galeh.
“tradisi Nyadran Agung Wot Galeh adalah event tradisi kabupaten Sleman yang bertempat di Sendangtirto penyelenggaraan nya dilakukan bersama-sama dari pemerintah kabupaten Sleman, kapanewon Berbah, semu kalurahan di kapanewon Berbah kedepan semoga lebih baik lagi”
Juga disampaikan oleh lurah Sendangtirto
“Bahwa melihat kondisi komplek Masjid Wot Galeh yang kurang luas menampung luapan warga dimohon kiranya dari pihak Otoritas Lanud Adisucipto memberikan penambahan lahan untuk sarana upacara”

Bupati Sleman Ibu Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo merasa bangga dan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Berbah yang masih menjaga tradisi Nyadran yang diakui merupakan warisan budaya tak benda milik masyarakat. Adapun upacara tradisi Nyadran merupakan bentuk rasa syukur kepada Pencipta atas semua karunia yang diberikan serta sebagai sarana mendoakan arwah leluhur pepunden yang telah mendahului, terutama doa dikhususkan kepada arwah Pangeran Purbaya dan keluarganya yang di makamkan di pemakaman Wot Galeh, semoga diberi ampunan mendapatkan surga yang abadi.
Selain mendoakan leluhur Nyadran juga sebagai permohonan doa kepada Pencipta untuk senantiasa diberi kesehatan keberkahan dalam menjalankan roda kehidupan.
“Tidak lupa mohon ketika dalam berdoa salah satunya permohonan agar erupsi merapi yang baru kemaren sampe hari ini tidak menimbulkan banyak bencana, harapanya malah sebalik erupsi merapi memberi keberkahan buat masyarakat sekitar merapi umumnya buat warga Sleman, Jogjakarta” . Pungkas bupati Sleman.

Baca Juga  JALAN SEHAT DAN SENAM HUT KALURAHAN SENDANG SENDANGTIRTO BERBAH

Selanjutnya ketua takmir memimpin doa untuk para leluhur dan mohon perlindungan atas musibah yang terjadi, seusai pembacaan doa gunungan sejumlah 16 buah berisikan hasil bumi diperebutkan oleh warga.

(Kusnadi – Berbah)

Facebook Comments Box

About Author


Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *