LOKMIN LINSEK TW IV PUSKESMAS BERBAH
Lokakarya mini lintas sektoral kesehatan Tri wulan ke empat tahun 2022 di selenggarakan oleh UPT kesehatan masyarakat kapanewon berbah berlangsung pada hari Kamis 20 Oktober 2022 di aula puskesmas Berbah dimulai jam 9.30.
Kegiatan berupa pelaporan dan pembahasan tentang kesehatan masyarakat diadakan tiga bulan sekali, dihadiri panewu Berbah, kepala UPT kesehatan, danramil, kepala KUA, kepala SKP, kepala SKB , lurah, ketua PKK, babinmas, babinkantipmas, KB dan ketua Forum Lingkungn Hidup kapanewon Berbah.
Dalam sambutannya panewu Berbah Rohmiyanto, AP memprihatinkan adanya tindak kanakalan anak dan remaja yg terjadi di kapanewon Berbah hendaknya menjadi perhatian semua pihak. Juga penanganan stanting di masyarakat harus terus dilaksanakan meski ada indikasi penurunan angka stanting di Berbah.
Panewu juga mengingatkan kondisi cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Juga harus diwaspadai tentang peningkatan bahaya demam berdarah.
“Agar tidak henti2ny melaksanakan pencegahan merebaknya nyamuk dengan 3 M”
Sedangkan kepala UPT kesehatan masyarakat dr. Hari Pratono, M.Kes memaparkan berbagai hal yg telah dilaksanakan oleh UPT kesehatan
diantaranya bahwa DB terindikasi mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dengan digencarkan kegiatan pencegahan berkembang
nyamuk dengan menguras, menutup dan mengubur juga sanitasi lingkungan dan foging.
Kasus leptopirosis akibat kencing tikus yg terjadi di berbah biasa korbannya adalah petani karena penyebaran leptopirosis bisa lewat air dan masuk melalui luka dihimbau selalu menjaga keamanan dg memakai sepatu boot juga menjaga kebersihan lingkungan.
Juga pihak puskesmas melakukan kegiatan sampling air di beberapa padukuhan untuk mengetahui kualitas air dan pencegahan penyakit akibat kualitas air yg kurang baik.
Puskesmas juga melakukan kunjungan ke sekolah2 agar siswa tidak takut dengan dokter untuk memeriksakan kesehatan.
Selanjutnya dr. Hari juga mengingatkan tentang kejadian luar biasa yg terjadi pada anak anak yaitu gagal ginjal yg diindikasikan akibat obat parasetamol cair yg diberikan pada anak dalam waktu yg lama.
“Dari kementrian kesehatan sudah ada pelarangan penggunaan obat parasetamol cair tersebut” pungkas dr. Hari.
Di kesempatan itu pula psikolog Liawati, S.PSI memaparkan bahwa di wilayah Berbah telah banyak terjadi kasus kekerasan fisik, psikologi dan seksual pada anak anak.
Diantaranya kasus perundungan, tindakan kekerasan seksual aleh orang dewasa terhadap anak baik oleh orang tua, orang sekitar, guru sekolah ataupun guru mengaji, juga teman sepermainan. Juga meningkatkanya pernikahan dini sebagai akibat pergaulan bebas dan hamil diluar nikah.
Terjadi peningkatan pemakaian obat aditif di kalangan remaja.
Semua itu tidak bisa selesaikan oleh satu pihak. Semua itu harus diselesaikan bersama dari semua sektor.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua sebagai orang tua, tokoh masyarakat dan pihak kesehatan” Kata bu Lia mengakhiri paparan nya.
(Kusnadi Berbah)